Selasa, 01 April 2014
Pukul 09.30 wib saya tiba di Desa Ngadas,
sesampainya disana saya dan teman-teman sarapan pagi di salah satu rumah penduduk
desa Ngadas. Setelah makan kita langsung diantar menuju homestay masing-masing.
Kebetulan saat itu saya berada di homestay 2 dan homestay tersebut dihuni 16
orang. Di homestay saya dan teman-teman beristirahat sejanak, selain itu kita
juga mandi secara bergantian. Tepat pukul 10.20 kita disuruh kumpul dib alai
desa Ngadas untuk mengikuti acara sarasehan dari ketua adat desa Ngadas. Pada
saat itu kita diberi pandangan-pandangan awal mengenai desa Ngadas.
Kepala desa Ngadas bernama Bapak Sumartono, beliau menyambut kita dengan salam yang khas dari masyarakat Bromo, yaitu Hong Aulun Basuki Langgeng. Masyarakat desa Ngadas mayoritas beragama hindu, yaitu sebesar 99% dan yang 1% beragama islam, kurang lebih lima orang dan itu merupakan masyarakat pendatang.
Kepala desa Ngadas bernama Bapak Sumartono, beliau menyambut kita dengan salam yang khas dari masyarakat Bromo, yaitu Hong Aulun Basuki Langgeng. Masyarakat desa Ngadas mayoritas beragama hindu, yaitu sebesar 99% dan yang 1% beragama islam, kurang lebih lima orang dan itu merupakan masyarakat pendatang.
Disebelah desa Ngadas, terdapat desa Wonokerto yang
mayoritas penduduknya beragama islam. Meskipun kedua desa tersebut berbeda
keyakinan, namun diantaranya keduanya tidak pernah terjadi konflik. Mereka
saling menghargai dan memahami satu sama lain. Sistem pemerintahan desa Ngadas
dipimpin oleh kepala desa dengan dibantu tiga kasi, yaitu pemerintahan,
pembangunan, dan kesejahteraan rakyat. Selain kasi terdapat pula tiga kaur,
yaitu keuangan, umum, dan perencanaan. Ditingkat dusun sendiri terdapat dua kepala
dusun, yaitu pak kami tuo dengan enam ketua RT dan lima anggota BPD.
Lokasi
desa Ngadas berada pada ketinggian 1770 Mdpl. Penduduk desa Ngadas berjumlah
680 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki 335 jiwa dan yang perempuan 345 jiwa.
Mayoritas mata pencaharian penduduk desa Ngadas adalah bercocok tanam. Tanaman
yang ditanam 70% kentang, kol/kubis, bawang pree (daun bawang), dan tanaman
kacang-kacangan sebag tanaman tmpang sari. Pertanian di desa Ngadas berjalan
selama 6 bulan dengan 2 kali panen dan dilakukan selama musim penghujan. Hal
itu dikarenakan air saat musim kemarau hanya tercukupi untuk kebutuhan
kehidupan masyarakat saja. Sehingga wisata Bromo sangat membantu masyarakat
Ngadas dan menjadi kerjaan sampingan selain pertanian.
Pemuka agama hindu di desa Ngadas dipimpin oleh
seorang Dukun Pandhita. Beliaulah yang memimpin berbagai ritual dan upacara
adat masyarakat. Dukun Pandhita dibantu dengan dukun Sepuh dan dukun Legen yang
bertugas menyiapkan sesaji. Sedangkan dukun sunat adalah dukun yang bertugas
saat terdapat remaja yang akan menuju dewasa menjalankan prosesi sunatan. Namun
setelah dari dukun sunat remaja tersebut dibawa ke dokter. Agama Hindu yang
identik dengan ritual-ritual begitu pula masyarakat desa Ngadas. Saat hari Raya
Nyepi masyarakat tidak menyalakan lampu atau membuat api. Dukun pandhita juga
melaksanakan mutih, seperti puasa
namun ia tetap makan setiap hari dengan makanan yang tanpa mengandung garam,
gula, minyak, bisa dikata rasanya hambar. Tidak berbeda dengan agama Islam saat
terdapat orang yang meninggal juga dilakukan prosesi pemakaman. Upacara Ngaben
juga dilakukan namun yang dibakar hanyalah replika jenazah semata. Kurang lebih seperti itu yang dapat saya
tangkap dari penjelasan-penjelasan pemuka adat desa Ngadas.
Pukul
13.00 wib, sarasehan selesai, lalu kita melanjutkan makan siang. Setelah itu
kita melakukan observasi ke penduduk-penduduk desa Ngadas. Saya merupakan
anggota dari kelompok dua yang mendapat tema tentang Pluralitas Masyarakat dan
Hubungan Sosial antarAgama. Dalam melakukan observasi kelompok saya di bagi
dua-dua, dan saya berpasangan dengan salah teman saya, yaitu Nur Novita.
Observasi pertama kita mendatangi dua informan, yang pertama, yaitu Bapak
Klemon. Beliau merupakan pendatang dari Malang, namun asalnya beliau juga
beragama hindu. Namun beliau menikah dengan orang Ngadas, akhirnya belau
menetap di desa Ngadas. Berdasarkan informasi dari pak Klemon, agama yang asli
dari masyarakat Ngadas adalah agama hindu. Adapun yang beragama islam adalah
pendatang. Meskipun mereka agama, namun belum pernah ada konflik yang muncul,
sebaliknya mereka justru bersatu dan saling bekerja sama. Bahkan di tempat
sekolah anak pak Klemon gurunya justru banyak yang islam yang merupakan
pendatang dari Probolinggo,, namun guru tersebut tidak pernah membeda-bedakan
antara murid yang beragama hindu dan yang islam, mereka menganggap semua sama.
Adapun informan kedua kami yaitu Ibu Indri. Beliau merupakan penduduk asli desa
Ngadas. Ibu Indri mendapat suami yang beragama islam. Namun kata bu Indri
suaminya tidak pernah memaksa bu Indri untuk masuk islam. Mereka sudah memiliki
satu anak, dan karena masih kecil sementara agama anak tersebut mengikuti adat
desa Ngadas, yaitu hindu. Adapun jika anak tersebut sudah menginjak dewasa, dia
akan diberi pilihan atau kebebasan dalam beragama.
Kira-kira kita selesai observasi pertama sekitar jam
17:00 wib, lalu kita kembali ke homestay untuk istirahat dan mandi. Setelah
selesai salat maghrib saya dan teman-teman kembali ke balai desa untuk kumpul
kelompok membuat bahan presentasi, setelah itu kita makan malam. Selesai makan
malam dilanjutkan presentasi kira-kira dimulai dari 20:00 sampai 00:00. Satu
persatu masing-masing kelompok diwakili dua orang untuk mempresentasikan hasil
presentasi, lalu masing-masing dosen memberi komentar untuk masing-masing
kelompok agar tiap tiap kelompok memperbaiki hasil observasinya. Setelah
selesai observasi, kita menuju homestay masing-masing untuk istirahat.
Rabu, 02 April 2014
Kurang lebih pukul 05:00 saya bangun tidur, lalu
saya mandi kemudian salat dan juga packing barang, pukul 07:00 kita kembali ke
balai desa untuk sarapan dan setelah itu kita melanjutkan observasi kedua.
Observasi kedua kita hanya mengunjungi pak dukun untuk mencari informasi
tambahan. Observasi kedua hanya dibatasi sampai pukul 10:00, setelah itu kita
melanjutkan perjalanan ke hotel untuk berwisata ke BNS dan Jatim Park.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar